Yang sangat menarik topic
disini adalah bahwa para filosofi sering kali dihubungkan visual dengan mempelajari etika positif dan kadang negatif. Pada abad ke 19 parah ahli filsafat
dan pengkritik budaya Friedrich Nietzsche, misalkan, berpendapat bahwa seni
difasilitasi munculnya sebuah “perikemanusiaan yang lebih tinggi”. pada sisi
sebaliknya, pada abad ke-20, visual sebagai sumber yang menjelma jahat dari sejumlah kesulitan, mulai dari keyakinan sesat dalam kenyataan tujuan dengan
pengamat kebudayaan dan pengawasan pemerintahan. Saya tidak mengusulkan untuk menawarkan
sintesis seperti diskusi sisi multi-sini, saya juga tidak percaya saya memiliki
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dua ribuan tahun yang diajukan pemikir. Saya
setuju, namun, percaya bahwa kita dapat mengartikulasikan kekhawatiran utama
teori visual yang berkaitan dengan etika berdasarkan sebutan Etika Visual.
Pertama, saya mengeksplorasi
tradisional dan sastra masa kini yang sangat cemerlang menyototi tentang etika
visual sebagai bidang studi. Kedua, saya menyarankan pendekatan teoritis dimana
kita dapat dijadikan sebagai pendidikan
etika visual. Saya berharap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus berikut dengan membatasi bab tertentu :
- Apakah ada etika yang unik dengan visual ?
- Jika demikian, apa itu dan bagaimana cara kerjanya ?
- Bagaimana kita bisa mempelajarinya ?
- Bagaimana kita bisa menggunakan apa yang kita pelajari untuk meningkatkan cara orang menggunakan visual untuk membuat makna dan berinteraksi ?
Sumber :
Handbook of Visual Communication. Theory, Methods, And Media. Edited by Ken Smith (University of Wyoming), Sandra Moriarty (University of Colorado), Gretchen Barbatsis (Michigan State University) and Keith Kenney (University of South Carolina). Chapter 10, page 429 - 430.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar jika artikel ini bermanfaat dan maaf komentar yang macam - macam saya hapus